Para ulama dalam Jawatankuasa Fatwa Negeri Perak, Malaysia mengharamkan tari Poco-poco bagi umat muslim. Isu ini jadi polemik di negeri jiran. Meski banyak pihak yang mengatakan, tak ada alasan Poco-poco diharamkan, Mufti (ulama) Perak, Tan Sri Harussani
Zakaria tetap kukuh memegang pendapatnya:bahwa Poco-poco haram. Ia menyarankan, ganti saja Poco-poco dengan tarian lokal, zapin atau joget.
Menurut Harussani, penetapan fatwa haram tarian pergaulan impor dari Indonesia itu bukan tanpa alasan. Kata dia, ia telah mengecek Departemen Warisan Nasional terkait asal-usul Poco-poco. Kata dia, tarian seperti itu muncul pertama kali di Jamaika dan terkait pemujaan roh. "Elemen ini jadi alasan jelas, mengapa umat muslim tak sepatutnya ikut berpartisipasi dalam tarian itu," kata dia seperti dimuat New Straits Times, Jumat 1 April 2011.
Sebelumnya juga disebutkan, gerakan Poco-poco mengandung elemen Kristiani. Gerakan ke depan-kiri-kanan-belakang dianggap membentuk salib.
"Ketimbang Poco-poco, mengapa tidak menarikan tarian lokal Malaysia," tambah dia. Kata Harussani, tak bakal ada konflik jika umat muslim menarikan tarian Melayu. Mereka masih bisa menjaga kesehatan tanpa mengompromikan keyakinannya."
Ditambahkan dia, pelarangan ini dihasilkan dari rapat dewan fatwa Februari 2011 lalu. Meski pelarangan belum mengikat saat ini, pihaknya akan segera mendaftarkannya menjadi fatwa.
Sementara, dari pusat pemerintahan Malaysia di Putrajaya, Deputi Menteri di Kantor Perdana Menteri, Datuk Dr Mashitah Ibrahim mengatakan, jika didaftarkan menjadi fatwa, larangan tersebut hanya akan berlaku di Perak.
Menurut dia, situasi sangat berbeda di negara bagian lainnya. Ia menambahkan tak ada alasan larangan tersebut di bawa ke dewan Fatwa Nasional. "Sejauh yang saya lihat, ini hanya variasi tarian, dalam gerakan dan lagu," kata dia.
Mashitah menegaskan, kecuali ada keluhan terkait Poco-poco, tarian itu tak akan dilarang di negara bagian lain. "Sebuah fatwa hanya dikeluarkan jika ada aplikasi oleh sultan dari sebuah negara bagian, mufti, atau pengaduan dari masyarakat."
Warga Malaysia mengakui Poco-poco berasal dari Indonesia. Tarian pergaulan itu mulai dikenal di negeri jiran pada tahun 2001.
Poco-poco lantas populer, ditarikan secara meluas di Malaysia oleh semua kalangan, termasuk polisi, tentara, guru, siswa, selebriti, bahkan tokoh politik.
Ketua Pemuda Barisan Nasional, Khairy Jamaluddin mempertanyakan pelarangan itu. "Jika dilakukan untuk olahraga, tanpa tujuan tertentu, apa salahnya?" kata dia, yakin warga Malaysia tak menganggapnya mengandung elemen Kristen atau pemujaan roh.
Sementara, anggota biro politik pusat PAS, Khalid Samad mendeskripsikan putusan Poco-poco haram 'konyol' dan 'sama sekali tak bisa diterima'. "Orang melakukan Poco-poco hanya olahraga, tak ada urusan keyakinan di dalamnya," kata dia seperti dimuat The Star. (umi)
numpang baca n lihat lihat blog sobat, sekalian ngundang juga untuk mampir ke blog kami... give me follow.
pasti sobat... menuju ke tkp